Efektivitas Agen Hayati (Rhodopseudomonas palustris) untuk Mengendalikan Penyakit Bercak Daun (Alternaria porri) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

Authors

  • Deden Deden Universitas Swadaya Gunung Jati
  • Wijaya Wijaya Universitas Swadaya Gunung Jati

DOI:

https://doi.org/10.36423/agroscript.v5i2.1212

Abstract

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah komoditas unggulan pertanian Indonesia. Penurunan produksi bawang merah salah satunya karena penyakit bercak daun. Penyakit bercak daun disebabkan oleh jamur Alternaria porri. Upaya pengendalian penyakit bercak daun ini masih ditekankan pada penggunaan fungisida, padahal penggunaan fungisida secara terus menerus berdampak negatif bagi lingkungan. Salah satu upaya alternatif ramah lingkungan untuk mengatasi penyakit bercak ungu pada tanaman bawang merah adalah dengan menggunakan agen hayati R. palustris. R. palustris merupakan mikroorganisme ramah lingkungan yang mengendalikan serangan cendawan. Tujuan penelitan ini adalah untuk mendapatkan informasi hasil percobaan pengendalian penyakit bercak daun dengan menggunakan R. palustris. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 kali ulangan. Perlakuan terdiri dari 5 taraf yaitu, A = R. palustris 0,5 mL/L, B = R. palustris 1,0 mL/L, C = R. palustris 1,5 mL/L, D = R. palustris 2,0 mL/L dan E = Kontrol (tanpa perlakuan fungisida). Hasil penelitian menunjukan bahwa agen hayati R. palustris tidak menimbulkan fitotoksisitas bagi pertumbuhan tanaman bawang merah, sehingga bawang merah dapat tumbuh dengan baik. Semua taraf konsentrasi agen hayati R. palustris yang diuji mampu menekan instesitas serangan penyakit bercak daun (Alternaria porri) dan penyakit lainnya pada tanaman bawang merah. Semakin besar konsentrasi R. palustris yang diaplikasikan, menunjukan intesitas serangan penyakit bercak daun semakin rendah. Hasil tertinggi bobot umbi bawang merah didapatkan dari perlakuan R. palustris pada konsentrasi 2 mL/L yaitu 29,30 kg per petak atau setara dengan 11,72 ton per hektar (lahan efektif 80%).

References

Baars, O., Morel, F. M. M., & Zhang, Z. (2018). The purple non-sulfur bacterium Rhodopseudomonas palustris produces novel petrobactin-related siderophores under aerobic and anaerobic conditions. Environmental Microbiol, 20(5), 1667-1676. Retrieved from: https://doi.org/10.1111/1462-2920.14078.

BPS. (2021). Pemupukan bawang merah. Retrieved from: http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/85200/PEMUPUKAN-BAWANG-MERAH/. Diakses pada 15 Maret 2021.

Kementerian Pertanian. (2018). Petunjuk teknis pengamatan dan pelaporan organisme pengganggu tumbuhan dan dampak perubahan iklim (OPT-DPI). Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

Kementerian Pertanian. (2019). Penyakit trotol atau bercak ungu tanaman bawang merah. Retrieved from: http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/81520/Penyakit-Trotol-Atau-Bercak-Ungu-Tanaman-Bawang-Merah/. Diakses pada 15 Maret 2023.

Kementerian Pertanian. (2019). Cara penggunan pestisida. Retrieved from: http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/81365/CARA-PENGGUNAAN-PESTISIDA/. Diakses pada 15 Maret 2023.

Laksono, A., Sunaryono, J. J., & Despita, R. (2021). Uji antagonis Pseudomonas fluorescens untuk mengendalikan penyakit bercak ungu pada tanaman bawang merah. Agrovigor: Jurnal Agroekoteknologi, 14(1), 35-40. Retrieved from: https://doi.org/10.21107/agrovigor.v14i1.8327.

Nasrudin, N., & Kurniasih, B. (2021). The agro-physiological characterictics of three rice varieties affected by water depth in the coastal agricultural land of Yogyakarta, Indonesia. BIODIVERSITAS, 22(9), 3656-3662. Retrieved from: https://doi.org/10.13057/biodiv/d220907.

Nasrudin, N., & Elizani, P. (2019). Pengaruh simulasi La Nina terhadap mutu bawang merah selama penyimpanan suhu ruang. AGROSCRIPT Journal of Applied Agricultural Sciences, 1(2), 62-69. Retrieved from: Https://doi.org/10.36423/agroscript.v1i2.193.

Rahayu, E., & Berlian, N. (2004). Bawang merah. Jakarta: PT. Penebar Swadaya.

Santoso, S. E., Soesanto, L., & Haryanto, T. A. D. (2007). Penekanan hayati penyakit moler pada bawang merah dengan Trichoderma harzianum, Trichoderma koningii, dan Pseudomonas fluorescens P60. Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika, 7(1), 53-61. Retrieved from: https://www.neliti.com/id/publications/80575/penekanan-hayati-penyakit-moler-pada-bawang-merah-dengan-trichoderma-harzianum-t.

Simanungkalit. (2006). Pupuk organik dan pupuk hayati. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian.

Soesanto, L., Mugiastuti, E., Rahayuniati, R. F., & Manan, A. (2011). Uji lapangan formula cair Pseudomonas fluorescens P60 terhadap layu Fusarium pada tanaman tomat. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, 17(2), 82-90. Retrieved from: https://doi.org/10.22146/jpti.9830.

Sumarni, N., & Hidayat, A. (2005). Panduan teknis PTT bawang merah. Retrieved from Balai Penelitian Sayuran IPB: http://balitsa.litbang.pertanian.go.id. Diakses pada 22 oktober 2022

Downloads

Published

2023-07-09

How to Cite

Deden, D., & Wijaya, W. (2023). Efektivitas Agen Hayati (Rhodopseudomonas palustris) untuk Mengendalikan Penyakit Bercak Daun (Alternaria porri) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). AGROSCRIPT: Journal of Applied Agricultural Sciences, 5(2), 92–100. https://doi.org/10.36423/agroscript.v5i2.1212

Issue

Section

Articles