Keberhasilan Persilangan Edamame dengan Tiga Varietas Kedelai (Glycine max) Serta Resiprokalnya

Authors

  • Driska Arnanto Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
  • Yekti Maryani Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
  • Dian Eka Kusumawati Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

DOI:

https://doi.org/10.36423/agroscript.v5i2.1279

Keywords:

intraspecific, edamame, variety, soybean

Abstract

Kedelai merupakan komoditas pertanian penghasil biji yang memiliki kandungan protein nabati tinggi sehingga layak untuk dikonsumsi setiap hari. Pemuliaan tanaman merupakan salah satu metode untuk meningkatkan produktivitas nasional kedelai salh satunya dengan persilangan intraspesifik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan persilangan Edamame dengan tiga varietas unggul serta resiprokalnya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2022 hingga Februari 2023 di Greenhouse  Asrama Dewa Fakultas Pertanian Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Keberhasilan persilangan ini menggunakan metode persilangan set dialel lengkap. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam pada level nyata 5% untuk parameter umur  berbunga, jumlah biji per polong, dan keberhasilan persilangan dan diuji dengan jarak berganda Duncan (Duncan’s Multiple Range Test) pada level 5%. Hasil penelitian menunjukkan persilangan edamame dengan tiga varietas kedelai Wilis, Anjasmoro, dan Grobogan, tingkat keberhasilan persilangan yang paling tinggi pada varietas Wilis×Edamame (29,9%), sedangkan yang paling rendah adalah Grobogan×Edamame (26,7%). Parameter jumlah biji per polong menunjukkan paling banyak pada persilangan Edamame dengan Wilis (7,3 biji). Sedangkan pada persilangan resiprokalnya keberhasilan persilangan tertinggi dan jumlah biji per polong  ditunjukkan oleh persilangan Wilis dengan Edamame (52,3% dan 15 biji per polong). Berdasarkan hasil penelitian tersebut tingkat keberhasilan paling tinggi ditunjukkan oleh Edamame sebagai jantan dengan Wilis sebagai betina (52,3%).

References

Aditiasari, D. (2015). RI masih defisit produksi kedelai 1,5 juta ton. Retrieved from: http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/2960212/2015-ri-masih-defisit-produksi-kedelai-15-juta-ton. Diakses pada 1 Maret 2023.

Alia A., & Wilia, W. (2011). Persilangan empat varietas kedelai dalam rangka penyediaan populasi awal untuk seleksi. Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains, 13(1), 39-42. Retrieved from: https://www.researchgate.net/publication/277863376_PERSILANGAN_EMPAT_VARIETAS_KEDELAI_DALAM_RANGKA_PENYEDIAAN_POPULASI_AWAL_UNTUK_SELEKSI

BPS-Statistik. (2016). Survei pertanian produksi kedelai seluruh provinsi. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Ben-ying, L., You-Yong, L., Yi-Chun, T., Li-Yuan, W., Hao, C., Ping-Sheng, W. (2010). Assessment of genetic diversity and relationship of tea germplasm in Yunnan as revealed by ISSR markers. Acta Agron. Sin, 36(3), 391-400. Retrieved from: https://doi.org/10.1016/S1875-2780(09)60037-7.

Cao, Q., Zhang, A., Ma, D., Li, H., Li, Q., & Li, P. (2009). Novel interspecific hybridization between sweet potato (Ipomoea batatas (L.) Lam.) and its two diploid wild relatives. Euphytica 169(2009), 345–352. Retrieved from: https://doi.org/10.1007/s10681-009-9967-7.

Gurning, J.F. Kardhinata, E.H., & Bayu, E.S. (2013). Evaluasi toleransi tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merrill) regeneran M4 hasil radiasi sinar gamma terhadap salinitas. J. Online Agroekoteknologi, 1(2), 158-170. Retrieved from: https://doi.org/10.32734/jaet.v1i2.1523.

Kartono. (2005). Persilangan buatan pada empat varietas kedelai. Buletin Teknik Pertanian, 10(2):49-52.

Lubis, N., Rosmayati, R., & Hanafiah, D. (2015). Persilangan genotipe-genotipe kedelai (Glycine max L. Merrill.) hasil seleksi pada tanah salin dengan tetua betina varietas Grobogan. Jurnal Online Agroekoteknologi, 3(1), 291-298. Retrieved from: https://doi.org/10.32734/jaet.v3i1.9479.

Nasrudin, N., & Kurniasih, B. (2021). The agro-physiological characteristics of three rice varieties affected by water depth in the coastal agricultural land of Yogyakarta, Indonesia. BIODIVERSITAS, 22(9), 3656-3662. Retrieved from: https://doi.org/10.13057/biodiv/d220907.

Ruadi, M.P. 2013. Laporan outsourhing di Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) menganalisis jenis green house. Sumatra Utara.

Setiawati, T., Karuniawan, A., Supriatun, T., & Karyono, K. (2016). Persilangan interspesifik Ipomoea batatas (L.) Lam. dengan I. trifida (H.B.K.) G. Don. Berumbi asal Citatah, Jawa Barat. Buletin Kebun Raya, 19(1), 11-20. Retrieved from: https://doi.org/10.14203/bkr.v19i1.112.

Sulistyo, A. (2015). Seleksi kedelai populasi F2 hasil persilangan antara galur kedelai toleran kutu kebul dengan varietas grobogan. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon. Malang, 1(5), 1142-1146. Retrieved from: https://doi.org/10.13057/psnmbi/m010530.

Supyandi, D., Sukayat, Y., & Rachmadi, M. (2016). Integrasi participatory plant breeding dan preferensi konsumen: peluang penerapannya dalam pengembangan varietas kedelai baru di Indonesia. AGRICORE-Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian, 1(1), 86-93. Retrieved from: https://doi.org/10.24198/agricore.v1i1.22694.

Syukur, M., Sujiprihati, S., & Yunianti, R. (2015). Teknik pemuliaan tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.

Talukdar, A., & Shivakumar, M. (2012). Pollination without emasculation: an efficient method of hybridization in soybean (Glycine max (L.) Merrill). Current Science, 103(6), 628-630. Retrieved from: https://www.jstor.org/stable/24088793.

Downloads

Published

2023-08-09

How to Cite

Arnanto, D., Maryani, Y., & Kusumawati, D. E. (2023). Keberhasilan Persilangan Edamame dengan Tiga Varietas Kedelai (Glycine max) Serta Resiprokalnya. AGROSCRIPT: Journal of Applied Agricultural Sciences, 5(2), 122–128. https://doi.org/10.36423/agroscript.v5i2.1279

Issue

Section

Articles